Jakarta – Rencana pembelian bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Vivo Energy Indonesia dari Pertamina batal terlaksana. Padahal, kedua pihak sebelumnya telah menjajaki transaksi base fuel sebesar 40.000 barel pada akhir September 2025.
Vivo membatalkan pembelian dengan alasan teknis terkait kualitas produk. Hasil uji laboratorium menunjukkan base fuel impor Pertamina mengandung etanol sekitar 3,5 persen.
Pertamina Klaim Masih Sesuai Spesifikasi
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengatakan kandungan etanol tersebut masih sesuai standar mutu yang berlaku. Menurutnya, dari sisi regulasi, kadar etanol itu tidak menyalahi ketentuan.
“Dari hasil tes laboratorium, memang ada kandungan etanol sekitar 3,5 persen. Namun secara kualitas masih memenuhi spesifikasi dan aman digunakan,” ujar Achmad, dikutip dari Detik Finance (1/10/2025).
Vivo Pilih Mundur
Meski dinilai masih sesuai standar, Vivo memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelian. Perusahaan menyebut ada “beberapa hal teknis” yang membuat transaksi tidak dapat diteruskan. Pernyataan itu disampaikan Corporate Communications Manager Vivo Energy Indonesia, Malik Faisal, kepada CNBC Indonesia (1/10/2025).
Alasan serupa juga diambil oleh BP-AKR, operator SPBU lain, yang menyatakan keberatan terhadap kandungan etanol pada pasokan base fuel Pertamina.
Latar Kebijakan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mendorong agar SPBU swasta dapat membeli pasokan BBM dari Pertamina melalui mekanisme business to business (B2B). Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga ketersediaan BBM nasional dan mencegah kekosongan pasokan di lapangan.
Namun, kasus pembatalan ini memperlihatkan masih adanya perbedaan standar teknis antara pemasok dan pembeli.
Implikasi
Pembatalan pembelian oleh Vivo dan BP-AKR menimbulkan sorotan terhadap implementasi campuran bioetanol dalam BBM. Pemerintah sedang mendorong pemanfaatan biofuel sebagai bagian dari transisi energi, tetapi dinamika di lapangan menunjukkan perlunya penyesuaian spesifikasi agar dapat diterima oleh seluruh pelaku usaha.