Kuala Lumpur – Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi tim nasional Malaysia dijatuhi sanksi berat oleh Komite Disiplin FIFA. Keputusan ini diumumkan pada akhir September 2025 setelah ditemukan penggunaan dokumen yang dipalsukan dalam proses pengajuan kelayakan pemain.
Isi Sanksi FIFA
Dalam pernyataan resminya, FIFA menyebut FAM telah menggunakan dokumen yang dimodifikasi (doctored documentation) ketika mendaftarkan tujuh pemain naturalisasi untuk memperkuat tim nasional. Akibatnya:
FAM didenda CHF 350.000 (sekitar Rp6,4 miliar).
Tujuh pemain naturalisasi dilarang mengikuti seluruh aktivitas sepak bola selama 12 bulan.
Masing-masing pemain juga dikenakan denda CHF 2.000.
Selain itu, FIFA menyatakan hasil pertandingan Malaysia kontra Vietnam pada 10 Juni 2025 dalam kualifikasi Piala Asia 2027 dapat terpengaruh, karena para pemain yang tidak sah ikut bermain.
Respon FAM
FAM dalam pernyataan resminya mengakui adanya “kesalahan teknis” dalam pengajuan dokumen. Namun, FAM menegaskan bahwa para pemain naturalisasi tersebut adalah warga negara sah Malaysia berdasarkan undang-undang.
Presiden FAM, Hamidin Mohd Amin, menyebut pihaknya masih menunggu salinan keputusan penuh dari FIFA untuk menentukan langkah selanjutnya, termasuk opsi banding ke Komite Banding FIFA.
Implikasi bagi Tim Nasional Malaysia
Sanksi ini menjadi pukulan besar bagi tim nasional Malaysia, yang tengah mempersiapkan diri menghadapi lanjutan kualifikasi Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2026 zona Asia. Kehilangan tujuh pemain sekaligus membuat pelatih harus melakukan rotasi besar-besaran.
Selain itu, FAM kini menghadapi tekanan finansial akibat denda yang dijatuhkan, sekaligus kritik publik terkait transparansi dalam proses naturalisasi pemain asing.
Proses Banding
Menurut regulasi FIFA, FAM dan pemain terkait memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan permintaan keputusan tertulis secara lengkap. Setelah itu, mereka berhak mengajukan banding ke Komite Banding FIFA.
Konteks Lebih Luas
Malaysia dalam beberapa tahun terakhir gencar menggunakan strategi naturalisasi untuk meningkatkan performa tim nasional. Namun, kasus ini menimbulkan perdebatan baru mengenai transparansi administrasi serta masa depan strategi tersebut.