Jakarta – Polemik mengenai latar belakang pendidikan putra sulung Presiden Joko Widodo sekaligus Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, kembali mencuat ke ruang publik. Isu ini berawal dari perdebatan mengenai status ijazah yang dikaitkan dengan masa studinya di Australia.
Pendidikan di Insearch, Bukan UTS
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Gibran pernah menempuh kursus bahasa Inggris di Insearch Language Center di Sydney, Australia. Program ini seharusnya berlangsung selama sembilan bulan, namun Gibran hanya mengikuti selama enam bulan.
Perlu dicatat, Insearch bukan bagian resmi dari University of Technology Sydney (UTS), melainkan lembaga kursus bahasa Inggris yang saat ini telah bertransformasi menjadi UTS College. Program yang ditawarkan tidak menghasilkan ijazah akademik, melainkan sertifikat kursus.
Sejumlah pihak kemudian mempertanyakan mengapa lembaga kursus tersebut dikaitkan dengan pendidikan formal bergelar.
Kesaksian Langsung di Sydney
Isu ini makin ramai setelah kesaksian seorang warga Indonesia di Australia, Ihsan Katonde, diungkap ke publik. Ihsan mengaku pernah mendampingi Gibran saat berada di Sydney pada tahun 2018.
Menurut Ihsan, Gibran secara langsung menyampaikan bahwa dirinya hanya mengikuti kursus bahasa, bukan kuliah formal. “Beliau orangnya pendiam, tidak banyak bicara. Saat itu Gibran mengatakan hanya kursus bahasa,” ujarnya.
Kesaksian ini dianggap memperkuat klaim bahwa Gibran tidak pernah menempuh studi formal hingga memperoleh ijazah dari UTS.
Reaksi Media dan Komunitas
Menariknya, media arus utama di Australia tidak mengangkat isu ini. Sejauh ini, polemik hanya berkembang di media sosial serta dalam perbincangan komunitas WNI di Sydney.
Di Indonesia, isu ini menuai perdebatan luas. Sebagian pihak menilai polemik ini bisa merusak kredibilitas Gibran sebagai tokoh politik yang sedang meniti karier di panggung nasional. Namun, ada juga yang menilai persoalan ini tidak relevan, karena kursus bahasa di luar negeri tidak bisa disamakan dengan pendidikan formal bergelar.
Konteks Politik
Sebagai Wali Kota Surakarta sekaligus Wakil Presiden terpilih, Gibran kini menjadi sorotan publik. Kredibilitas dan rekam jejak pendidikannya pun ikut dipertanyakan.
Sejumlah analis politik menilai isu ini bisa digunakan lawan politik untuk merongrong legitimasi Gibran di awal masa jabatannya. Namun, di sisi lain, ada pula yang menganggap isu pendidikan hanya menjadi “gorengan politik” tanpa substansi yang signifikan.
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga berita ini diturunkan, pihak Gibran maupun tim resminya belum memberikan klarifikasi langsung terkait polemik ijazah tersebut.
Transparansi informasi dianggap penting untuk menjawab keraguan publik. Sebab, di tengah situasi politik yang penuh kompetisi, setiap celah dapat menjadi isu besar yang memengaruhi persepsi masyarakat.