Jakarta – Pemerintah resmi menempatkan Rp200 triliun dana negara di bank-bank milik pemerintah (Himbara). Kebijakan ini bukan sekadar memindahkan uang, melainkan strategi fiskal yang dirancang untuk mendorong likuiditas, menurunkan bunga deposito, dan pada akhirnya menggerakkan konsumsi serta investasi masyarakat.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa penempatan Rp 200 triliun dana pemerintah di bank milik negara (Himbara) mulai menunjukkan dampak nyata. Tujuan utama: menurunkan bunga deposito agar masyarakat terdorong untuk membelanjakan uang, sehingga roda ekonomi bergerak.
📊 Rinciannya jelas dan tegas:
Bank Mandiri: Rp55 triliun
BNI: Rp55 triliun
BRI: Rp55 triliun
BTN: Rp25 triliun
BSI: Rp10 triliun
Total Rp200 triliun ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025.
Tujuan Kebijakan
Menurut Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, langkah ini bertujuan menurunkan bunga deposito agar masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya ketimbang menyimpannya di bank. Dengan begitu, roda perekonomian bisa berputar lebih cepat.
Bukti Mulai Terasa:
Bunga deposito turun, ada yang protes. Menteri Purbaya: “Artinya kebijakan ini bekerja sesuai tujuan.”
“Kalau ada yang protes bunga deposito turun, justru itu tanda kebijakan ini bekerja,” ujar Purbaya, menanggapi keluhan pengacara Hotman Paris yang sempat kecewa saat memperpanjang deposito.
Sinergi dengan Bank Indonesia
Langkah fiskal ini diperkuat oleh kebijakan moneter. Bank Indonesia sudah lebih dulu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sehingga biaya dana (cost of fund) perbankan turun. Dampaknya diharapkan terasa ke suku bunga kredit, investasi, dan daya beli masyarakat.
Pesan yang Ingin Disampaikan Pemerintah
Sinergi dengan Kebijakan Moneter Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk mendukung likuiditas dan pertumbuhan ekonomi. Purbaya optimistis efek berganda (multiplier effect) akan semakin terasa.
Dana besar yang ditempatkan di bank bukan sekadar angka di laporan keuangan. Ia adalah “bensin” untuk mesin ekonomi:
Meningkatkan likuiditas bank
Menekan biaya dana
Membuat kredit lebih murah
Memacu konsumsi dan investasi
Dengan demikian, uang negara kembali ke masyarakat dalam bentuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.