Jakarta, InfoSAWIT – Harga minyak sawit mentah (CPO) di dalam negeri menunjukkan kenaikan tipis pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Berdasarkan data PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN Inacom), harga CPO tercatat Rp14.661 per kilogram, naik Rp38 atau sekitar 0,26 persen dibanding perdagangan Kamis (18/9) yang berada di level Rp14.623 per kilogram.
Untuk Franco Dumai, harga CPO dipatok pada level yang sama, yakni Rp14.661/kg. Sementara di Loco Pelaihari, pembukaan harga berada di Rp14.107/kg, namun penawaran tertinggi hanya mencapai Rp13.555/kg.
Bursa Malaysia Melemah
Berbeda dengan tren lokal, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia justru ditutup melemah. Kontrak Oktober turun RM3 menjadi RM4.365 per ton, November terkoreksi RM9, dan Desember merosot RM10. Sejumlah kontrak jangka panjang pun mengalami pelemahan.
Volume perdagangan juga menyusut menjadi 76.508 lot dibanding sehari sebelumnya yang mencapai 87.738 lot. Sementara itu, jumlah kontrak terbuka (open interest) sedikit berkurang dari 260.960 menjadi 260.581 kontrak. Meski demikian, harga fisik CPO untuk pengiriman “October South” tercatat stabil di RM4.400 per ton.
Faktor Penentu Harga
Pergerakan harga CPO, baik di pasar domestik maupun internasional, dipengaruhi oleh sejumlah faktor utama:
Permintaan biodiesel di Indonesia
Penerapan program biodiesel B-40 diperkirakan akan meningkatkan penyerapan CPO di dalam negeri, sehingga menekan pasokan ekspor.Persaingan dengan minyak nabati lain
Harga minyak kedelai, bunga matahari, dan rapeseed menjadi acuan penting. Jika harga minyak nabati lain lebih tinggi, CPO berpotensi menjadi alternatif yang lebih menarik.Kondisi cuaca dan iklim
Fenomena El Niño atau musim kering dapat mengurangi produksi tandan buah segar (TBS). Sebaliknya, curah hujan berlebih bisa menghambat panen dan distribusi.Kebijakan pemerintah
Perubahan bea keluar, tarif ekspor, hingga regulasi impor di negara tujuan ekspor dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran CPO.Fluktuasi nilai tukar
Mengingat CPO diperdagangkan secara global, perubahan nilai tukar rupiah, ringgit, maupun dolar AS berpengaruh besar terhadap daya saing ekspor dan pendapatan produsen.Persediaan dan logistik
Gangguan pengiriman atau masalah infrastruktur bisa menambah biaya distribusi, sedangkan kelancaran pasokan berpotensi menekan harga.
Prediksi Harga ke Depan
Malaysian Palm Oil Council (MPOC) memperkirakan harga rata-rata CPO di Bursa Malaysia sepanjang 2025 berada di kisaran RM4.200 per ton. Namun pada 2026, harga diproyeksikan turun ke sekitar RM4.000 per ton jika tekanan pasar berlanjut.
Di sisi lain, sejumlah analis menilai harga masih berpotensi bertahan tinggi pada level RM4.200–RM4.500 per ton, didorong ketidakpastian perdagangan global serta kebijakan biofuel yang agresif.
Untuk pasar domestik, harga CPO Indonesia diperkirakan bergerak di kisaran Rp14.000–Rp16.000 per kilogram. Jika program biodiesel B-40 terealisasi penuh dan kondisi cuaca mendukung, harga berpotensi mendekati bahkan melampaui Rp16.000/kg dalam 3–6 bulan ke depan. Namun, risiko koreksi tetap ada apabila produksi meningkat drastis, harga minyak nabati pesaing lebih murah, atau ekspor terganggu.