Jakarta, BeritaIndonesia.news – Reli pasar saham Asia yang mencapai rekor baru pada Selasa (16/9) diperkirakan akan membawa efek lanjutan ke pasar keuangan Indonesia. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi katalis utama yang mendorong optimisme investor di kawasan.
IHSG Berpotensi Menguat
Analis pasar modal menilai, sentimen positif di Asia kemungkinan besar akan menular ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sektor-sektor yang berpotensi mendapat dorongan antara lain:
Perbankan dan keuangan, seiring proyeksi arus modal masuk ketika suku bunga global lebih longgar.
Teknologi, mengikuti tren global yang juga menopang reli di Jepang dan Korea Selatan.
Konsumsi dan properti, dengan potensi penurunan biaya pinjaman yang bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Baca juga : https://beritaindonesia.news/2025/09/16/pasar-saham-asia-cetak-rekor-dolar-as-tertekan/
Rupiah Mendapat Angin Segar
Pelemahan dolar AS memberi ruang bagi rupiah untuk bergerak stabil. Investor asing berpeluang kembali masuk ke pasar obligasi dan saham domestik, mengingat imbal hasil (yield) Indonesia masih relatif menarik dibanding negara lain di Asia.
Risiko yang Tetap Mengintai
Meski tren ini positif, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, antara lain:
Geopolitik global yang dapat mengerek harga energi, terutama minyak.
Kebijakan domestik, termasuk arah suku bunga Bank Indonesia (BI) menjelang akhir tahun.
Inflasi pangan yang masih menjadi ancaman di tengah musim kemarau panjang.
Prospek ke Depan
Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, maka peluang arus modal asing masuk ke Indonesia semakin besar. Kondisi ini berpotensi memperkuat IHSG menuju level psikologis baru dan mendukung stabilitas rupiah dalam jangka menengah.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia berpeluang memanfaatkan momentum positif Asia, namun tetap perlu menjaga kebijakan moneter dan fiskal agar tidak terlalu bergantung pada euforia pasar global.