Kathmandu – Ketika matahari terbit di atas pegunungan Himalaya, ribuan anak muda di Kathmandu sudah bersiap dengan poster dan spanduk di tangan. Mereka adalah Generasi Z Nepal—anak muda yang tumbuh di era digital—yang kini menjadi ujung tombak perubahan politik besar.
Pada Selasa (9/9/2025), suara lantang mereka berhasil mengguncang kursi kekuasaan. Perdana Menteri KP Sharma Oli, sosok yang selama bertahun-tahun dianggap tak tergoyahkan, akhirnya menyerah di tengah gelombang protes rakyat.
Jalanan sebagai Ruang Publik Baru
Blokir media sosial yang dilakukan pemerintah tidak membuat gerakan ini padam. Justru, jalanan Kathmandu berubah menjadi ruang publik baru.
Di persimpangan kota, mahasiswa berbagi selebaran dengan kode QR yang berisi pesan singkat dan jadwal aksi. Di kafe-kafe kecil, sekelompok pemuda menggunakan jaringan Wi-Fi pribadi untuk mengirim kabar melalui aplikasi terenkripsi. Bahkan, mural-mural protes mulai bermunculan di dinding kota, seolah menjadi “media alternatif” yang tak bisa disensor.
“Kalau medsos diblokir, kami tetap punya jalan. Kami punya suara, dan suara itu lebih kuat dari tembok digital,” kata Ayesha, 21 tahun, seorang mahasiswa seni yang ikut menyiapkan aksi.
Generasi yang Tidak Mau Diam
Bagi Gen Z Nepal, protes ini bukan sekadar melawan Oli. Mereka menolak politik lama yang penuh korupsi, lamban, dan elitis. Mereka ingin Nepal yang lebih transparan, modern, dan berpihak pada rakyat.
Di tengah blokade internet, para remaja dan mahasiswa berinisiatif membuat peta manual, menandai jalur aman untuk berkumpul. Mereka bahkan mengatur logistik sendiri: makanan, air, hingga masker untuk melindungi diri dari gas air mata.
Kreativitas mereka membuat banyak pengamat menyebut gerakan ini sebagai wajah baru people power—lebih cair, spontan, dan penuh inovasi.
Oli Tersudut, Rakyat Bersorak
Puncaknya terjadi pada 9 September. Lautan manusia memenuhi pusat Kathmandu, dengan nyanyian dan teriakan yang bergema sepanjang jalan. Tekanan semakin besar, dan akhirnya Oli menyatakan pengunduran dirinya.
Di tengah kerumunan, air mata bercampur dengan tawa. Anak-anak muda yang selama ini hanya dianggap “generasi main TikTok” menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi kekuatan politik yang nyata.
Lebih dari Sekadar Politik
Bagi Nepal, pengunduran diri Oli hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju stabilitas. Namun, bagi Gen Z, kemenangan ini adalah tanda bahwa masa depan ada di tangan mereka.
“Ini bukan cuma soal jatuhkan perdana menteri. Ini soal membuka jalan baru bagi Nepal, jalan yang kami pilih sendiri,” kata Ravi, 19 tahun, yang ikut aksi sejak hari pertama.
Babak Baru di Himalaya
Kini, dunia menatap Nepal dengan kagum. Di sebuah negara kecil di pegunungan Himalaya, generasi muda mengajarkan pelajaran besar: ketika ruang digital dibungkam, kreativitas dan solidaritas bisa melahirkan jalan baru menuju kebebasan.