Jakarta – Gelombang kerusuhan yang terjadi pada 30–31 Agustus 2025 tidak hanya merusak fasilitas umum dan menyerang aparat, tetapi juga menyasar kediaman sejumlah pejabat negara. Sejumlah rumah pejabat dan politisi diketahui dijarah massa, mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga anggota DPR Ahmad Sahroni.
Sri Mulyani Jadi Sasaran Penjarahan
Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi salah satu yang dijarah massa. Peristiwa terjadi dini hari sekitar pukul 01.40 WIB. Warga sekitar menuturkan massa masuk dalam dua gelombang setelah terdengar suara kembang api sebagai tanda.
Barang-barang yang hilang antara lain televisi, panci, lukisan, perhiasan, telepon, hingga tiang ring basket. “Mereka datang tiba-tiba, jumlahnya banyak, jadi tidak bisa dicegah,” kata seorang warga, Minggu (31/8).
Rumah Legislator Diserbu
Tidak hanya menteri, sejumlah anggota DPR juga menjadi korban.
Eko Patrio, anggota DPR dari Fraksi PAN, melaporkan rumahnya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, diserbu massa sekitar pukul 22.00 WIB. Meski ada aparat keamanan, massa tetap berhasil membawa kulkas, dispenser, televisi, kursi, dan pakaian.
Uya Kuya, anggota DPR sekaligus artis, juga mengalami nasib serupa. Rumahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, dirusak pagar dan dijarah. Barang yang diambil mulai dari televisi, kursi, dispenser, hingga hewan peliharaan berupa kucing.
Ahmad Sahroni Kehilangan Jam Tangan Mewah
Politikus NasDem Ahmad Sahroni melaporkan rumahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ikut menjadi sasaran. Barang-barang bernilai tinggi raib, termasuk jam tangan mewah, tas branded, sofa, televisi, dan patung koleksi. Dua mobil mewah, Lexus dan Porsche, juga dirusak massa.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Kepolisian menyatakan sedang melakukan penyelidikan atas rangkaian penjarahan ini. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai jumlah tersangka ataupun kerugian yang dialami para pejabat.
“Semua laporan dari masyarakat kami tindaklanjuti. Kami fokus pada penjarahan rumah pejabat negara dan kerusakan fasilitas publik,” ujar seorang pejabat Polri, Minggu (31/8).
Simbol Elit Jadi Sasaran
Peristiwa penjarahan rumah pejabat ini menambah dimensi baru dalam eskalasi kerusuhan. Dari sebelumnya demonstrasi berujung bentrok, kini massa juga menyasar simbol-simbol elit politik dan ekonomi.
Pengamat menilai, pola ini bisa menjadi tanda adanya pergeseran sasaran: bukan hanya aparat keamanan atau gedung pemerintahan, tetapi juga individu pejabat sebagai representasi kekuasaan.