Medan, 29 Agustus 2025 — Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Medan, berakhir ricuh pada Jumat (29/8). Bentrokan antara aparat kepolisian dan massa demonstran menyebabkan sejumlah orang terluka, termasuk seorang peserta aksi yang diduga mengalami penganiayaan.
Kericuhan pecah saat demonstran melempari polisi dengan batu, kayu, hingga molotov. Aparat membalas dengan tembakan gas air mata, water cannon, serta mendorong massa hingga ke Simpang Jalan Kejaksaan. Situasi tegang berlangsung selama lebih dari lima jam.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang demonstran terkapar dengan kepala berdarah dan mengalami kejang. Dalam rekaman itu terdengar suara warga yang meminta polisi menghentikan pemukulan. Korban akhirnya dibawa menggunakan sepeda motor oleh seorang pengemudi ojek daring ke fasilitas medis terdekat.
Polda Sumut menyatakan akan menyelidiki video tersebut. “Jika ada anggota yang terbukti melakukan tindakan di luar prosedur, akan diberikan sanksi tegas,” kata perwakilan kepolisian Sumatera Utara, Jumat malam.
Selain massa aksi, sejumlah polisi juga mengalami luka. Beberapa anggota Brimob dan Sabhara dilaporkan pingsan akibat kelelahan dan terkena lemparan benda keras. Mereka sempat mendapat perawatan oksigen sebelum dibawa ke rumah sakit.
Dalam pengamanan aksi, polisi juga terlihat membawa senjata laras panjang. Sedikitnya empat demonstran berhasil diamankan aparat. Gas air mata yang ditembakkan sempat mengenai warga sekitar yang tidak terlibat dalam aksi.
Hingga malam hari, kondisi di sekitar Gedung DPRD Sumut sudah berangsur kondusif setelah massa membubarkan diri.
