Jakarta, Agustus 2025 – Kinerja keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sepanjang semester pertama tahun ini menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, perusahaan tetap optimis membalikkan keadaan di enam bulan terakhir tahun 2025.
Data Keuangan Semester I-2025
Pendapatan konsolidasi mencapai Rp 73,0 triliun, menurun 3,04% dibandingkan Semester I-2024 sebesar Rp 75,29 triliun.
Laba bersih turun 6,68% menjadi Rp 10,97 triliun, dibandingkan Rp 11,76 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Margin EBITDA konsolidasi mencapai 49,5%, dengan EBITDA sebesar Rp 36,1 triliun.
Bisnis data, internet, dan layanan IT menjadi tulang punggung kontribusi Telkom, dengan pendapatan sebesar Rp 42,5 triliun. Sementara itu, pertumbuhan pada network dan layanan telekomunikasi lainnya mencapai 9,8% YoY, didorong oleh solusi pembayaran, jaringan, dan satelit. Segmen interkoneksi juga mencatat pertumbuhan sebesar 2,4%.
Segmen Telkomsel (mobile & fixed broadband) masih menjadi andalan, dengan traffic data meningkat 20,1% dan total pelanggan IndiHome residensial tumbuh 10% YoY menjadi 10,1 juta. Total pelanggan seluler mencapai 158,4 juta.
Akar Penyebab Penurunan
Arthur Angelo Syailendra, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkom, menjelaskan bahwa perlambatan ini dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi akibat election season dan pembentukan pemerintahan baru. Menurutnya, dinamika tersebut menyebabkan beberapa aktivitas bisnis berjalan lebih lambat.
Peluang di Paruh II
Analis dari Mirae Asset Sekuritas menyampaikan optimisme bahwa kinerja Telkom akan membaik di semester kedua. Katalis utama datang dari perkuatan bisnis broadband, serta kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25% pada Juli 2025—diharapkan menjadi stimulus ekspansi bisnis Telkom.
Strategi Efisiensi dan Transformasi
Telkom juga menindaklanjuti arahan restrukturisasi dari Danantara dengan mengevaluasi anak dan cucu perusahaan yang kurang menguntungkan. Direktur Utama Dian Siswarini menyampaikan bahwa Telkom akan menutup atau menggabungkan entitas tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan kelincahan operasional.
PT Telkom Indonesia menghadapi sedikit tekanan kinerja di paruh pertama tahun 2025—cerminan dari tantangan ekonomi dan transisi pemerintahan. Namun, fundamental bisnis tetap kuat dengan produk digital sebagai penggerak utama. Harapan untuk turnaround muncul dari penurunan suku bunga, akselerasi broadband, serta upaya efisiensi perusahaan yang konsisten.
Sumber : Bisnis.com , KabarBursa.com , Telkom Indonesia