Jakarta, 31 Juli 2025 — Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mencatat nilai ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasional menembus angka Rp 1,3 triliun dalam periode Januari hingga Juni 2025. Capaian tersebut diperoleh dari transaksi ekspor ke 33 negara tujuan, menunjukkan peningkatan signifikan partisipasi UMKM dalam perdagangan global.
“Program UMKM Bisa Ekspor telah memfasilitasi lebih dari 600 pelaku usaha, dan hasilnya sangat menggembirakan. Produk-produk lokal kita semakin digemari pasar dunia,” ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso, dalam keterangan resminya, Rabu (31/7).
Ekspor Naik, Produk Lokal Makin Dilirik Dunia
Berdasarkan data resmi Kemendag, total nilai transaksi ekspor sepanjang semester I 2025 tercatat mencapai US$ 87,04 juta atau setara Rp 1,3 triliun. Produk-produk yang diekspor beragam, mulai dari bahan pangan seperti madu, vanila, kayu manis, hingga alas kaki, tas, dan produk kerajinan.
Beberapa negara tujuan ekspor di antaranya adalah Hong Kong, Kuwait, Timor Leste, Mesir, dan Libya. Produk UMKM asal Indonesia dinilai memiliki daya saing karena kualitas, keunikan, dan keberlanjutan produksi.
Program Unggulan Dorong UMKM Naik Kelas
Program UMKM Bisa Ekspor merupakan inisiatif strategis Kemendag yang memadukan pelatihan ekspor, promosi internasional, serta fasilitasi business matching antara UMKM dan pembeli global. Fasilitasi ini didukung oleh jaringan Atase Perdagangan, Konsul Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di luar negeri.
“Yang terpenting adalah bagaimana UMKM kita bisa terus menjaga kualitas dan memenuhi standar internasional. Kalau produknya kuat, tidak hanya bertahan, tapi bisa bersaing secara global,” tambah Budi.
Potensi Masih Terbuka Lebar
Ke depan, pemerintah menargetkan ekspor UMKM mencapai Rp 306 triliun atau sekitar US$ 18,84 miliar pada akhir tahun 2025. Target ini dinilai realistis mengingat peningkatan minat pasar luar negeri terhadap produk kreatif dan organik dari Indonesia.
Peluang Sekaligus Tantangan
Meski capaian ini membanggakan, Kemendag mengingatkan masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, termasuk peningkatan kapasitas produksi, efisiensi logistik, dan digitalisasi sistem distribusi.
Masyarakat dan pelaku usaha juga diimbau untuk aktif memanfaatkan fasilitas ekspor dan pelatihan yang disediakan oleh pemerintah maupun mitra swasta.
Sumber: Kementerian Perdagangan RI, Merdeka, UMKM Indonesia