Jakarta, 27 Juli 2025 — Mantan Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara mengenai dua isu besar yang membelit dirinya dan keluarganya: dugaan ijazah palsu dan wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Dalam pernyataannya, Jokowi mengindikasikan adanya “orang besar” yang berada di balik dua isu sensitif tersebut. Pernyataan ini memicu spekulasi luas di kalangan publik dan elite politik mengenai siapa sebenarnya “orang besar” yang dimaksud.
Spekulasi berkembang pesat karena Jokowi sendiri adalah sosok yang termasuk dalam kategori “orang besar”. Maka, jika ada tokoh lain yang setara atau lebih berpengaruh darinya, nama-nama seperti Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencuat ke permukaan.
Prabowo Dikecualikan
Meski sempat terjadi ketegangan antara Jokowi dan Prabowo pasca Pemilu 2024, keduanya kembali tampil bersama di Solo. Pertemuan tersebut dinilai menghapus keraguan publik tentang renggangnya hubungan mereka. Banyak pihak meyakini Prabowo tak mungkin menjadi “orang besar” yang dimaksud Jokowi, apalagi mengingat posisinya sebagai presiden saat ini dan kedekatannya dengan Gibran sebagai wakil presiden terpilih.
Megawati dan PDIP: Musuh yang Jelas
Hubungan antara Jokowi dan PDIP telah lama memburuk, terutama sejak PDIP menolak ambisi Jokowi untuk tiga periode masa jabatan dan mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Pilpres 2024. PDIP, terutama melalui Sekjen Hasto Kristiyanto, aktif menyuarakan kritik terhadap Jokowi, bahkan terlibat dalam proses hukum yang menjerat Hasto.
Meski demikian, dalam isu ijazah palsu, Megawati belum pernah secara eksplisit menyatakan sikap. Ia hanya pernah menyinggung secara halus agar Jokowi menunjukkan ijazahnya. Namun, sebagian kalangan menduga PDIP tahu banyak soal latar belakang administratif Jokowi sejak awal pencalonannya sebagai Gubernur DKI.
SBY dan Demokrat: Kaitan Tak Langsung
Nama SBY ikut terseret karena keterlibatan Roy Suryo—mantan politisi Demokrat—dalam gugatan terhadap keabsahan ijazah Jokowi. Namun, hingga kini Partai Demokrat sendiri tak terlihat aktif mendukung narasi ijazah palsu secara resmi.
Yang menarik adalah keterlibatan kelompok purnawirawan, yang mengajukan surat resmi ke DPR dan MPR untuk memproses pemakzulan Gibran. Kelompok ini didukung oleh mantan Wapres Try Sutrisno, namun tak terlihat ada hubungan langsung dengan SBY. Meski begitu, SBY memiliki pengaruh besar di koalisi pendukung Prabowo dan Gibran. Nama putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat potensial pengganti Gibran jika pemakzulan terjadi.
Ketegangan Lama antara SBY dan Jokowi
Secara historis, hubungan Jokowi dan SBY memang tidak pernah hangat. Ketegangan bermula dari perbedaan pendekatan kebijakan ekonomi hingga saling sindir melalui simbol politik seperti proyek Wisma Atlet Hambalang dan kritik infrastruktur.
SBY pun pernah menyentil posisi Jokowi dengan pernyataan soal bahaya “matahari kembar” dalam pemerintahan Prabowo. Ini ditafsirkan sebagai kritik terhadap ambisi Jokowi yang tetap ingin berperan besar meskipun telah lengser dari jabatan presiden.
Meskipun tidak secara eksplisit menyebut nama, pernyataan Jokowi tentang “orang besar” yang membackingi dua isu utama—ijazah palsu dan pemakzulan Gibran—mengarah pada lingkaran elite politik yang pernah atau sedang berada dalam orbit kekuasaan. Dalam peta spekulasi saat ini, nama Megawati dan SBY menjadi dua kandidat kuat yang dimaksud, sementara Prabowo secara umum dinilai telah berdamai dan bersatu dengan Jokowi, setidaknya di permukaan.
Publik kini menunggu, apakah akan ada konfirmasi lebih lanjut dari Jokowi, atau bahkan respons langsung dari Megawati dan SBY terhadap insinuasi tersebut.
