Jakarta — Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, atas komitmen Indonesia dalam menuntaskan perjanjian dagang Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang sudah memasuki tahap akhir.
Hal ini disampaikan Ursula saat melakukan pertemuan bilateral dengan Prabowo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Peace Forum ke-10 di Beijing, Tiongkok, Minggu (14/7/2025).
Masuk Tahap Finalisasi
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat bahwa perjanjian dagang komprehensif IEU-CEPA yang telah dinegosiasikan sejak 2016 siap untuk dieksekusi dalam waktu dekat. Ursula menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan implementasi perjanjian tersebut, yang dinilai akan membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota Uni Eropa.
“Kami berterima kasih kepada Presiden terpilih Prabowo atas dedikasi dan komitmennya. Ini adalah momen penting untuk memperdalam kemitraan strategis antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujar Ursula.
Dukung Investasi dan Ekspor
IEU-CEPA mencakup beragam aspek ekonomi, termasuk penghapusan tarif, perlindungan investasi, keberlanjutan lingkungan, serta dukungan terhadap UMKM dan rantai pasok global. Perjanjian ini diproyeksikan meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa hingga 50 persen dalam lima tahun ke depan.
Prabowo menyambut baik dukungan Uni Eropa dan menyatakan kesiapan pemerintahannya untuk mempercepat penyelesaian teknis dan ratifikasi perjanjian setelah pelantikannya pada Oktober 2025 mendatang.
“Kami ingin hubungan ini saling menguntungkan, adil, dan membawa kesejahteraan bagi kedua belah pihak,” tegas Prabowo.
Langkah Strategis Pascapemilu
Pertemuan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan baru Indonesia di bawah Prabowo-Gibran akan melanjutkan agenda globalisasi ekonomi dan memperkuat diplomasi dagang. IEU-CEPA dipandang sebagai instrumen penting untuk memperluas akses pasar Eropa, sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam rantai nilai global.