Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Jokowi Bantah Jadi King Maker, Tapi Kok Menteri dan Jenderal Bolak-Balik ke Solo?

Solo — Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjadi pengendali pemerintahan Prabowo Subianto. Ia menyatakan bahwa dirinya ke depan hanya akan...
HomePolitik"Skandal Ijazah Jokowi: Pertanyaan yang Tak Pernah Dijawab"

“Skandal Ijazah Jokowi: Pertanyaan yang Tak Pernah Dijawab”

Jakarta — Di tengah hiruk-pikuk ibukota, isu ijasah Jokowi kian memanas dengan intensitas baru: dugaan pemalsuan ijazah Presiden Joko Widodo. Isu yang semula dianggap hanya teori konspirasi oleh sebagian orang, kini menjadi sorotan serius, terlebih setelah keberanian seorang mantan Anggota Badan Intelejen Negara menyuarakan kritik tajam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial.

“Rakyat cuma minta satu hal: buktikan bahwa ijazah itu asli. Tapi kenapa negara malah panik dan bertindak represif terhadap yang bertanya?” ujar pria dalam rekaman tersebut dengan nada tegas.

Rekaman itu menyuarakan suara rakyat yang jenuh dengan kebungkaman, marah dengan ketidakjelasan, dan muak terhadap upaya sistematis untuk menutupi apa yang disebutnya sebagai “kebohongan terbesar bangsa ini.”

Ijazah yang Tak Pernah Dibuka ke Publik

Tuduhan mengenai keaslian ijazah Jokowi bukan hal baru. Sejumlah gugatan hukum telah diajukan — mulai dari aktivis seperti Bambang Tri hingga tim advokat dari TPUA (Tim Pembela Ulama dan Aktivis). Namun, tidak satu pun yang membuahkan transparansi sejati. Ijazah yang dipermasalahkan tak pernah ditunjukkan langsung ke publik oleh Jokowi sendiri.

Yang terjadi justru sebaliknya: pihak yang mempertanyakan keaslian ijazah justru dikriminalisasi, diintimidasi, bahkan dituduh menyebarkan hoaks.

“Kalau memang asli, kenapa takut dibuka? Ini bukan soal benci pribadi. Ini soal integritas pemimpin,” lanjutnya.

Pasar Pramuka: Api atau Pengalihan Isu?

Dalam video tersebut, pria yang sama juga menyebut peristiwa kebakaran Pasar Pramuka Jakarta, sebagai bagian dari “pengalihan isu” atau bahkan sabotase. Menurutnya, kebakaran itu terjadi tak lama setelah isu ijazah Jokowi kembali mengemuka, terutama di media sosial dan kanal YouTube independen.

Meskipun hingga kini belum ada bukti kuat yang mengaitkan kebakaran itu dengan isu politik, namun publik bertanya: mengapa berbagai peristiwa seperti kebakaran, kerusuhan, atau penangkapan aktivis selalu terjadi berdekatan dengan momen politis yang sensitif?

“Pasar Pramuka dibakar. Tujuannya apa? Membungkam pedagang, Pedagang tak bisa berbuat apa apa untuk menyelamatkan kiosnya.Ini mengalihkan isu, atau apa? Ini semua harus diusut. Jangan terus rakyat dibohongi,” katanya.

Sedulur Jokowi Bergerak, Rakyat Juga Siap Bergerak

Dalam eskalasi tensi politik yang makin panas, Ketua Sedulur Jokowi, Paiman, disebut telah menyatakan bahwa pihaknya siap bergerak membela kehormatan Presiden Jokowi di tengah isu ijazah palsu yang terus mencuat. Namun pernyataan itu langsung dijawab tajam oleh narasumber dalam video:

“Kalau keluarga besar Sedulur Jokowi bergerak, maka sekarang juga keluarga besar yang bukan Sedulur Jokowi juga akan bergerak. Jangan pakai cara-cara Orde Baru, gunakan kekuasaan untuk menekan rakyat. Saya juga dulu pernah di posisi itu, pernah ngerasain dan pernah ngerjain hal seperti itu.”

Pernyataan itu bukan hanya bentuk peringatan, tapi juga kesaksian dari seseorang yang mengaku pernah berada di lingkar kekuasaan, yang kini menyadari betapa bahayanya jika negara terus mengulang pola represi era lama. Menurutnya, jika Sedulur Jokowi ingin menggunakan tekanan massa atau kekuatan untuk membungkam pertanyaan soal ijazah, maka gelombang perlawanan dari rakyat biasa juga tak bisa dihindari.

Negara Demokrasi atau Negara Represif?

Kemarahan publik bukan hanya soal ijazah semata. Ini tentang tren penghilangan hak bertanya, hak menyuarakan pendapat, dan hak untuk tahu siapa sebenarnya yang memimpin negara ini. Dalam demokrasi yang sehat, pertanyaan publik seharusnya dijawab dengan keterbukaan, bukan kekerasan hukum.

Namun apa yang terjadi? Aktivis ditangkap, ulama dikriminalisasi, kanal YouTube diblokir, dan jurnalis alternatif diseret ke ranah hukum.

“Kenapa yang bertanya justru ditangkap? Apakah bertanya soal ijazah sekarang dianggap makar?” kritiknya.

Presiden Prabowo: Membiarkan Bergulir atau Bungkam?

Yang menarik, dalam pernyataannya, pria dalam video itu menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto saat ini bukan melakukan pembiaran, tetapi lebih kepada membiarkan proses ini bergulir secara alami. Ia mengisyaratkan bahwa Prabowo tidak menghalangi upaya pengungkapan kebenaran, namun belum sepenuhnya turun tangan membersihkan jaringan perlindungan terhadap kasus ini.

“Prabowo bukan ngejagain Jokowi, dia membiarkan ini bergulir. Tapi masalahnya, di tubuh Polri sendiri masih banyak oknum yang melindungi Jokowi. Kalau ini dibersihkan, sebentar saja, kasus ini langsung terbuka,” tegasnya.

Pernyataan itu menyinggung dugaan bahwa oknum petinggi Polri masih setia melindungi warisan kekuasaan Jokowi, sehingga menjadi tembok penghalang bagi penyelidikan terbuka dan independen. Ia menyebut bahwa selama “orang dalam” di tubuh aparat tidak dibersihkan, kebenaran akan terus dibungkam.

Bukan Soal Politik, Ini Soal Bangsa dan Negara

Isu ini telah lama dijadikan senjata politik oleh berbagai pihak. Namun suara dalam video tersebut menegaskan: ini bukan soal oposisi atau loyalis. Ini soal kebenaran. Jika benar Presiden Jokowi memiliki ijazah asli, tunjukkan secara langsung ke publik, bukan melalui perwakilan, fotokopi, atau narasi-narasi formal.

“Negara ini tidak boleh dipimpin oleh kebohongan. Kalau dari awal dasarnya palsu, maka semua kebijakan dan sistem di atasnya cacat moral,” tutupnya.

Catatan Redaksi:

Tulisan ini dibuat berdasarkan dokumentasi tanskrip rekaman Forum Keadilan dan investigasi lapangan. Pihak terkait dipersilakan menggunakan hak jawabnya demi menjaga keseimbangan informasi. Dugaan dalam artikel ini belum tentu terbukti secara hukum hingga ada keputusan pengadilan yang sah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here