Oleh: Opung na Ryan
Aktivis Kedaulatan Data dan Kemanusiaan
Indonesia kembali dipermalukan di panggung global. Kali ini, bukan karena korupsi atau moral pejabat yang busuk, tapi karena dijadikan kelinci percobaan untuk proyek vaksin tuberkulosis (TBC) yang dikembangkan oleh yayasan milik Bill Gates—sosok yang kini lebih dikenal sebagai raja data dunia, bukan lagi pendiri Microsoft.
Setelah kekuasaannya di bidang teknologi digerus oleh gelombang software open source dan sistem operasi Android yang membuat Windows kehilangan takhtanya, Bill Gates banting setir. Ia kini jadi pemain utama dalam permainan baru: Big Data Biometrik dan Medis Dunia. Dan di mana tempat paling empuk untuk mengeruk data genetika dalam jumlah masif dan tanpa perlawanan? Indonesia.
Kenapa Indonesia? Karena Kita Mudah Dibeli.
Dengan dalih “kerja sama kesehatan global”, mereka menanam proyek-proyek eksperimental dengan wajah manis: vaksinasi, bantuan, dan teknologi. Padahal, kita tahu, di balik setiap jarum suntik itu bukan hanya vaksin—tapi akses ke informasi genetika, reaksi tubuh, dan peta kesehatan penduduk yang bisa dimonetisasi secara brutal.
Dan Indonesia? Kita membuka pintu lebar-lebar, bahkan menyambutnya dengan karpet merah.
Proyek Vaksin atau Proyek Kolonialisasi Digital Baru?
Jangan salah. Vaksin TBC ini bukan murni upaya menyelamatkan umat manusia dari penyakit. Ini adalah proyek pengumpulan data klinis dan genetika dalam skala nasional, yang bisa menjadi bahan mentah bagi algoritma medis masa depan. Siapa yang menguasai datanya, dia yang menguasai arah teknologi kesehatan dunia.
Sama seperti Google dan Facebook menguasai perilaku digital umat manusia, Bill Gates ingin menguasai perilaku biologis dan kerentanan kesehatan manusia.
Dimana Pemerintah Kita? Tertidur atau Terbeli?
Alih-alih membela rakyatnya dari eksploitasi data, pemerintah justru bangga menjadi tuan rumah uji coba. Tak ada transparansi. Tak ada diskusi publik. Rakyat dijadikan bahan uji tanpa sadar, atas nama “penelitian ilmiah”.
Apa yang Harus Kita Tuntut?
-
-
Transparansi penuh dari pemerintah soal detail proyek vaksin ini.
-
Audit independen atas kerja sama dengan Yayasan Bill & Melinda Gates.
- Transparansi penuh semua terkait kandungan vaksin dan prinsip kerja vaksin sebelum masuk ke tubuh manusia
-
uji itu tubuh rakyat Indonesia! Dan data dari uji itu, yang direkam, disimpan, dan diolah adalah aset masa depan. Aset yang kelak menentukan nilai ekonomi, kekuasaan, bahkan kendali atas populasi.
Kita Bukan Ladang Coba Kapitalisme Medis Global!
Indonesia bukan tanah kosong yang bisa digarap semaunya. Kita punya harga diri, punya martabat. Kalau Bill Gates ingin menguji vaksinnya, uji dulu di negaranya sendiri! Jangan jadikan negara berkembang seperti kita sebagai halaman belakang tempat membuang risiko.
-
Moratorium semua bentuk uji klinis asing di Indonesia sampai ada payung hukum perlindungan data biometrik rakyat.
-
Kampanye nasional kesadaran data dan bioetika agar rakyat tahu mereka punya hak atas tubuh dan datanya sendiri.
Jangan Allow Proyek Ini Sebelum Terlambat.
Negara harus berdiri tegak, bukan tunduk pada donatur global yang menyamar sebagai dermawan. Jangan biarkan masa depan anak-anak kita dijadikan statistik dalam server milik baron data dunia.
Indonesia bukan kelinci. Indonesia manusia merdeka.