Anindya Bakrie Promosikan Danantara di Milken Institute 2025: Diplomasi Ekonomi ala Teknokrat Kawakan Nusantara

Date:

Share post:

Los Angeles – Dalam gelaran prestisius Milken Institute Global Conference 2025, di mana para pemimpin dunia, miliarder, dan pemikir kebijakan bertukar gagasan dan arah masa depan ekonomi global, satu nama dari Indonesia menarik perhatian: Anindya Bakrie. Bukan hanya karena ia pewaris dinasti bisnis yang mapan, tetapi karena ia datang membawa sesuatu yang berani dan visioner—Danantara, ekosistem digital berbasis teknologi blockchain dan asset tokenization yang menyasar kedaulatan ekonomi digital Nusantara.

Danantara: Antitesis dari Ekonomi Lama

Di panggung yang biasanya dikuasai oleh retorika kapitalisme klasik dan inovasi Silicon Valley, kehadiran Danantara terasa seperti napas tropis dari dunia yang mencoba bangkit atas namanya sendiri. Dalam presentasinya, Anindya tak sekadar bicara teknologi. Ia mengangkat isu besar: kesenjangan ekonomi, dominasi platform global, dan perlunya Asia Tenggara punya ekosistem digital berdaulat.

“Kami tidak hanya membangun teknologi. Kami sedang membangun jalan bebas hambatan untuk UMKM, petani, nelayan, dan sektor informal agar bisa terhubung langsung ke ekonomi digital—tanpa menjadi budak algoritma raksasa teknologi global,” ujar Anindya, memukau hadirin dengan retorika yang lebih menyerupai pidato kenegaraan ketimbang pitch korporat.

Lebih dari Startup: Ini Gerakan

Danantara diposisikan bukan sebagai produk, tapi sebagai gerakan ekonomi baru. Dengan fondasi pada blockchain transparency, real-world asset tokenization, dan smart contract economy, proyek ini menggoda ide tentang “Web3 untuk negara berkembang”—bukan sebagai pengikut tren, tapi sebagai pemimpin arah baru.

Alih-alih fokus pada unicorn atau valuasi, Anindya justru menekankan pada “valuasi kepercayaan”. Dalam konteks dunia yang semakin gelisah akan dominasi teknologi tanpa regulasi, model Danantara menantang status quo: menyarankan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak harus mengorbankan kedaulatan data dan ketimpangan sosial.

Dukungan Global, Akar Lokal

Meski tampil di panggung global, Danantara tetap menjejak pada tanahnya sendiri. Ia tak malu menyebut kerja sama dengan pesantren digital, koperasi tani, hingga pilot project dengan masyarakat adat. Sebuah strategi unik yang membuatnya berbeda dari proyek-proyek blockchain lain yang sering kali tidak punya akar sosial yang kuat.

Tanggapan dari peserta forum pun positif. Beberapa investor dan pengambil kebijakan dari Asia hingga Afrika menyatakan ketertarikannya pada model Danantara yang bisa direplikasi untuk kawasan mereka. Bahkan, salah satu penasihat teknologi dari Afrika Selatan menyebutnya sebagai “model post-colonial tech economy.”

Momentum Baru bagi Indonesia?

Langkah Anindya di Milken ini tak bisa dilihat hanya sebagai manuver bisnis. Ini adalah bagian dari diplomasi ekonomi baru yang tak lagi bergantung pada jalur-jalur konvensional negara, melainkan digerakkan oleh aktor-aktor teknokrat-wirausaha. Bila pemerintah cermat membaca arah ini, Danantara bisa menjadi bagian dari narasi besar Indonesia Emas 2045—dengan wajah yang lebih berdaulat, partisipatif, dan setara.


Catatan Redaksi:
Dalam dunia yang semakin terkoneksi tetapi tidak selalu setara, langkah Anindya Bakrie membawa Danantara ke forum sekelas Milken bukan sekadar unjuk gigi teknologi. Ini adalah sinyal kuat bahwa Indonesia bisa menjadi penentu arah, bukan hanya pengikut tren global. Danantara, jika berhasil, mungkin akan dicatat sejarah bukan hanya sebagai startup, tapi sebagai katalis babak baru ekonomi digital Nusantara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Related articles

“Trump Main Api di Tengah Gempuran Rusia: Gencatan Senjata atau Kepentingan Tersembunyi?”

Washington, D.C. | 18 Mei 2025 — Dunia kembali menoleh ke Gedung Putih. Presiden Amerika Serikat Donald J....

“Krisis di Tubuh Partai Republik: Perpecahan Soal Utang dan Belanja Negara Ancam Agenda Trump”

Washington, D.C. — Sebuah badai politik tengah mengguncang jantung Partai Republik di Capitol Hill. Ketegangan memuncak ketika faksi...

Ketika Pemimpin Memilih Menanam, Bukan Sekadar Meresmikan

Di tengah budaya birokrasi yang gemar memoles seremoni sebagai prestasi, langkah Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Waas,...

Urban Farming Jadi Jalan Perubahan: Saat Wali Kota Menolak Sekadar Gunting Pita

Medan, Sumut — Di tengah rutinitas birokrasi yang sering terjebak pada seremoni dan lobi-lobi yang tak produktif, Wali...